Share

Target Wisatawan Mancanegara ke Indonesia 2017 Meleset, Ini Kata Menpar Arief Yahya

Muhammad Sukardi, Jurnalis · Kamis 01 Februari 2018 17:12 WIB
https: img.okezone.com content 2018 02 01 406 1853348 target-wisawatan-mancanegara-ke-indonesia-2017-meleset-ini-kata-menpar-arief-yahya-T74zu5OCeI.jpg Pariwisata Indonesia (Foto: Utami/Okezone)

MENJADI kebanggaan tersendiri ketika Indonesia banyak dikunjungi wisatawan asing. Itu artinya, Indonesia dianggap memiliki harta karun yang tidak dimiliki negara lain di dunia.

Namun, apa jadinya kalau target jumlah wisatawan asing sepanjang 2017 tidak sesuai harapan? Apakah itu ada dampaknya untuk negara ini? Lalu, apa penyebab tidak tembusnya angka 15 juta wisman di 2017?

Perlu Anda ketahui sebelumnya bahwa jumlah wisman 2017 tercatat sebanyak 14.039.799 jiwa. Padahal, target yang diharapkan Kementerian Pariwisata RI angkanya menembus 15 juta jiwa.

 (Baca Juga: Kunjungan Wisawatan Mancanegara ke Aceh Turun Drastis)

Sebetulnya, ketidaksampaiannya target wisman di 2017 itu angkanya meningkat 21,88% dari tahun sebelumnya, di mana angka wismannya adalah 11.519.275 jiwa. Jadi, bukan sesuatu yang buruk juga untuk diakui.

Nah, menjawab kenapa angka target tidak seusai harapan, ditemui di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan bahwa penyebab utamanya adalah peristiwa meletusnya Gunung Agung di Bali.

"Bali memiliki impact yang sangat besar untuk Indonesia. Bahkan, bisa dikatakan bahwa ketika ada peristiwa besar yang akhirnya mengganggu niat wisman untuk berkunjung ke Bali, maka itu berdampak langsung secara nasional," terang Arief Yahya, Kamis (1/2/2018).

Pelancong Indonesia ke Turki Terbanyak Dibanding Negara ASEAN Lainnya

Arief melanjutkan, peristiwa yang terjadi di Bali Oktober lalu itu kemudian menjadi "racun" bagi wisatawan asing untuk mau berkunjung ke Indonesia. Dan itu salah satu alasan yang kemudian membuat jumlah target wisman Indonesia tidak sesuai target. Hal ini juga terjadi pada Prancis.

"Kalau kalian masih ingat, saat peristiwa bom di Paris, Prancis, akhirnya banyak orang asing yang enggan untuk mengunjungi Prancis. Padahal, bisa dikatakan wilayah yang berbahaya hanya di Paris, tidak di kota-kota besar lainnya di Prancis," sambung Arief.

Bicara mengenai dampak erupsi Gunung Agung Bali, Arief dengan tegas mengungkapkan bahwa saat peristiwa itu terjadi, maka pemerintah Bali menutup seluruh akses menuju pulau dewata. Dan apa yang terjadi? Indonesia merugi sampai Rp 250 miliar.

"Tapi, saya kemudian sangat mengapresiasi tindakan pemerintah provinsi Bali untuk menghilangkan term tangga darurat untuk Bali. Sebab, sikap yang demikian sangat tidak elok untuk wisman dan terbukti sangat mengganggu pariwisata Indonesia secara keseluruhan," paparnya.

Selain itu, alasan lain yang mungkin menjadi penyebab kurangnya jumlah target wisman adalah proses direct dan indirect flight. Jadi, ternyata sifat wisman di Indonesia itu, mereka tidak menyukai perjalanan lintas pulau.

 (Baca Juga: Perbaikan Gorong-Gorong Bikin Pengunjung Tebing Breksi Menurun Drastis)

"Kasarnya tuh, turis drop kalau harus nyeberang pulau," singkat Arief.

Dan ini masih menjadi kendala Indonesia. Berbeda dengan Spanyol, Perancis, atau Malaysia. Ketiga negara itu bahkan 60-70% turis asingnya berasal dari border tourism.

"Kalau kalian ingin tahu, di Spanyol, perjalanan antar kotanya itu dianggap sebagai wisata perjalanan. Itu yang bikin turis senang ke sana," jelas Arief kepada awak media.

Sementara itu, untuk target wisman 2018, Kemenpar mematok angka 17 juta wisatawan asing ke Indonesia. Dan untuk 2019, angka targetnya terus naik hingga angka 20 juta wisatawan asing.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(tam)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini