Share

Suarakan Dukungan untuk Pengidap Kanker Perempuan demi Tekan Angka Kejadian

Annisa Aprilia, Jurnalis · Selasa 27 Maret 2018 12:18 WIB
$detail['images_title']
Dukungan untuk penderita kanker perempuan (Foto:Ilustrasi/Ist)

KANKER menjadi salah satu penyakit yang paling ditakuti karena hampir sebagian besar kejadiannya berakhir dengan meninggal dunia. Sayangnya, kanker di Indonesia dan dunia lebih banyak menyerang kaum perempuan, hingga menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi.

"Kanker (pada-red) perempuan, khususnya kanker payudara angka kematiannya mencapai16,6 per 100ribu dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi daerah dengan angka tertinggi kanker di Indonesia. Setiap dua menit di dunia ini ada satu orang wanita meninggal karena kanker serviks, sementara, setiap satu jam wanita meninggal di Indonesia karena kanker serviks, menurut data Riskesdas," jelas Niken Wastu Palupi, Kasubdit Kanker dan Kelainan Darah, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dalam kesempatan Peluncuran Asosiasi Advokasi Kanker Perempuan Indonesia (A2KPI), di Auditorium Siwabessy, Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa (27/3/2018).

BACA JUGA:

Strong! Bumil Ini Masih Lakukan Pole Dance 3 Pekan Jelang Melahirkan

Tingginya angka kejadian kanker pada perempuan tersebut, membuat banyak pihak yang peduli terhadap kanker dan pengidapnya membuat perkumpulan atau asosiasi. Diberi nama Asosiasi Advokasi Kanker Perempuan Indonesia (A2KPI), penegasan perlunya keterlibatan organisasi pasien dalam penyusunan kebijakan untuk perbaikan penanganan kanker perempuan lebih disuarakan.

"Melalui A2KPI organisasi-organisasi pasien kanker berdiri sejajar dan sepenanggungan, menyerukan kepada pembuat kebijakan agar memprioritaskan upaya pencegahan dan perawatan kanker perempuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker perempuan di Indonesia," jelas Shanti Persada dari Lovepink.

 

Tidak hanya Shanti, Nita Nursepti dari Think Survive juga mengungkapkan angka kanker perempuan terus meningkat prevalensinya. Akibat kejadian tersebut, perempuan menjadi tidak produktif, dan kanker pada perempuan juga bisa mengubah keseimbangan sistem keluarga.

"Kanker perempuan menjadi fokus perhatian karena semakin meningkat angka prevalensi, terjadi beban sosial yang cukup luas ketika perempuan menjadi tidak produktif, kebutuhan penanganan yang masih belum terpenuhi, meningkatnya kesenjangan akses terhadap perawatan, serta kesulitan finansial yang dihadapi pasien, dan keluarganya. Kanker perempuan juga memicu perubahan keseimbangan sistem keluarga yang kemudian berdampak pada rumah tangga dan masyarakat secara luas," paparnya.

 BACA JUGA:

Cara Hilangkan Noda Minyak Kekuningan di Wadah Plastik ala Lula Kamal

Sebelumnya, pemerintah pun telah membuat sebuah gerakan untuk mencegah dan mendeteksi kanker pada perempuan secara dini. Gerakan tersebut diberi nama Gerakan Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Pada Perempuan Indonesia yang diresmikan Ibu Negara, Iriana Joko Widodo pada 2015, lewat gerakan itu pula telah menginspirasi berbagai kelompok perempuan Indonesia untuk mendorong adanya perhatian dan dukungan yang khusus terhadap kanker perempuan.

Dalam kesempatan yang sama, turut hadir pula Syamsul Bachri, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, dan menyambut baik terbentuknya A2KPI. Syamsul memaparkan Komisi IX sangat memberikan dukungan pada pemerintah dan masyarakat dalam menanggulangi masalah kanker.

"Kami sangat memberikan dukungan pada pemerintah dan masyarakat untuk ikut menanggulangi masalah kanker, melalui 3 peran DPR, yaitu regulasi,dukungan anggaran, dan pengawasan. Sebagai wakil rakyat, kami berkewajiban untuk menindaklanjuti aspirasi masyarakat," tuturnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(ndr)