Share

Intip Perayaan Idul Adha di Kampung Mualaf Baduy

Mohammad Saifulloh, Jurnalis · Jum'at 31 Juli 2020 17:59 WIB
https: img.okezone.com content 2020 07 31 614 2255120 intip-perayaan-idul-adha-di-kampung-mualaf-baduy-4ZXsjnUb8R.jpg Kampung Mualaf Baduy. (Foto: Istimewa)
A A A

WILAYAH Baduy tak asing lagi di telinga kita. Wilayah adat yang masih terjaga sampai sekarang ini menyimpan sejuta cerita.

Menengok di wilayah Ciboleger terdapat perkampungan Muslim yang dihuni oleh masyarakat Baduy yang telah masuk Islam. Belum diketahui awal mula mereka masuk Islam, namun seiring perkembangan zaman dan kepercayaan, mereka memilih sendiri tanpa adanya paksaan untuk memeluk Islam. Mereka yang sudah berpindah keyakinan tak lagi menjadi bagian dari Suku Baduy.

Baca juga: Apa Sih Hukumnya Berjimak di Hari Tasyrik? 

"Ini Sholat Idul Adha bagi saya, sebelumnya saya tidak mengenal agama Islam. Namun setelah saya pelajari dari tetangga dan warga yang sudah memeluk Islam, maka saya bertekad dan mempunyai keinginan kuat untuk masuk Islam. Alhamdulillah Islam yang bisa merangkul saya untuk memperkuat keyakinan dan kepercayaan saya. Pagi ini bertepatan dengan Idul Adha merupakan kurban pertama saya bisa merasakan di Kampung Mualaf Baduy ini," ujar Abah Ujang yang merupakan salah satu mualaf baru warga Kampung Muslim Baduy, Jumat (31/7/2020).

Pagi ini sebagian warga kampung berbondong-bondong menjalankan Sholat Idul Adha, namun tampak unik di kampung ini melihat corak dan bentuk masjid yang masih menyerupai hunian masyarakat Baduy.

Ada pula jamaah yang berjalan kaki sejauh 5 kilometer dari rumah ke masjid. Masjid Al Husna yang beratapkan ijuk, berbilik bambu, dan beralaskan kayu sanggup menopang jamaah Kampung Muslim Baduy dengan puluhan jamaah dalam sholat tersebut.

"Alhamdulillah jumlah mualaf di kampung ini semakin bertambah, namun dengan bertahap mereka belajar Islam sebagai agama yang mereka peluk. Di Kampung Muslim Baduy ini saya harapkan adanya ulama-ulama yang terus menggenjot pendidikan agama untuk masyarakat di kampung ini agar mereka terus menggali nilai-nilai Islam yang sudah tertanam maupun dijalaninya. Sehingga tidak semata-mata mereka masuk Islam karena keinginan semata, namun harus dibekali ilmu-ilmu dasar agama oleh para ulama yang siap mengabdi di kampung ini," ujar Ahmad, ulama Kampung Muslim Baduy, melalui siaran pers Dompet Dhuafa.

Baca juga: Kompaknya OOTD Hijaber Erlinda Yuliana dan Baby Senja 

Kampung Mualaf Baduy terbuka bagi mereka yang ingin belajar adat istiadat suku Baduy dengan nilai keislamannya, sarana dan fasilitas sudah lengkap, baik listrik maupun sarana MCK (mandi, cuci, kakus) sehingga para pengunjung merasa nyaman.

Suasana sejuk dan rumah-rumah yang terbangun secara panggung dengan bilik dan beralaskan bilah-bilah bambu menambah suasana perdesaan yang temaram.

Kampung Mualaf Baduy. (Foto: Istimewa/Dompet Dhuafa)

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Sebanyak 53 kepala keluarga yang tersebar di Kampung Mualaf Baduy dipastikan mendapat daging kurban dari seekor sapi dengan masing-masing dibagikan seberat 2 kilogram. Daging yang telah dicacah dengan bentuk yang lebih kecil sebelum dibagikan, ditimbang lebih dahulu lalu dimasukkan ke besek bambu yang telah disiapkan oleh masyarakat hasil ayaman atau rajutan sendiri.

"Masyarakat di sini menggunakan bambu sebagai bahan utama dalam pembuatan perkakas hingga rumah. Sehingga kami sudah terbiasa dengan besek sebagai wadah daging, selain ramah bagi lingkungan, besek dapat digunakan berkali-kali tanpa merubah warna maupun tekstur daging," ujar Usro, salah satu warga Kampung Mualaf Baduy.

Baca juga: Jamaah Haji Tawaf Ifadah dengan Jaga Jarak Sesuai Protokol Covid-19 

Khoirunnisa warga Kampung Mualaf Baduy. (Foto: Istimewa/Dompet Dhuafa)

Pembagian kurban dilakukan secara door to door atau dari (pintu ke pintu) untuk meminimalisasi terjadinya kerumunan masyarakat dalam pembagian daging kurban. Selain itu, ini merupakan prosedur dalam memutus mata rantai pandemi virus corona (covid-19).

Di sisi lain dalam pembagian daging terdapat mualaf muda, yakni Khoirunnisa, gadis belia berusia 19 tahun ini menjadi mualaf muda di kampung tersebut. "Alhamdulillah ini daging pertama saya sejak menginjak pertama dalam kenyakinan saya. Saya pun masih bingung untuk mengolah daging menjadi masakan yang lezat bagi keluarga saya," tutur Khoirunnisa.

Baca juga: Jamaah Sholat Idul Adha di JIC Membeludak, Bentuk Optimisme Penguatan Diri 

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini