DURIAN merupakan salah satu buah tropis yang cukup populer di kawasan Asia Tenggara. Tak terkecuali Indonesia.
Beberapa daerah di Indonesia bahkan menjadikan durian sebagai komoditi utama mereka. Salah satunya adalah Kediri.
Diakui oleh Mulyono, Kepala Dusun Slumbung, sebagian besar pohon durian yang ada di kabupaten Kediri konon telah berusia lebih dari 175 tahun. Dengan kata lain, sudah sejak lama durian menjadi buah andalan warga setempat. Variannya pun cukup beragam.
(Baca Juga: Tren Kecantikan Baru di Medsos, Unggah Foto Selfie Tanpa Make-Up)
"Karakter rasa durian di Kediri itu berbeda-beda. Karena rasa manis dan tekstur buah itu tergantung dari unsur hara atau tanah tempat ditanami pohon durian. Di Dusun Slumbung tanahnya cenderung tidak berpasir jadi dari segi rasa memang lebih manis," tutur Mulyono kepada Okezone di Surabaya, Jawa Timur, Senin (22/1/2018).
Lebih lanjut Mulyono mengatakan, durian Slumbung juga sempat mendapatkan posisi kedua pada kontes yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Kediri.
"Durian Slumbung itu rasanya manis, legit, dan teksturnya tidak terlalu keras. Durian ini juga sudah bersertifikat atau lolos uji nutrisi," kata Mulyono.
Durian dari tempat lainnya juga tidak kalah lezat. Seperti durian dari Desa Mlancu, yakni durian Semoyo. Durian merekalah yang mendapat posisi pertama pada kontes durian se-kabupaten Kediri.
(Baca Juga: Gaya Rambut Pasha 'Ungu' Dianggap Langgar Etika, Simak Juga 5 Transformasi Tampilan Rambutnya)
Sayangnya, jumlah pohon durian Mlancu tidak sebanyak durian Slumbung. Mulyono mengakui bahwa produksi durian Semoyo setiap tahunnya sangat terbatas.
"Pohon durian Slumbung di dusun kami itu sekitar 2500. Setiap penduduk punya pohon atau kebun durian masing-masing. Jadi walaupun musim durian sudah habis, masih ada stok untuk dijual. Berbeda dengan durian Semoyo," tukasnya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(tam)